Tampilkan postingan dengan label tujuan shalat sunah tarawih. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tujuan shalat sunah tarawih. Tampilkan semua postingan

Senin, 25 Februari 2013

Shalat Dengan Anggota Aurat Terbuka


Shalat Dengan Anggota Aurat Terbuka kesalahan jenis ini, mereka  yang mengenakan celana ketat sehingga lekuk tubuh  auratnya tergambar dengan jelas dan bahan celana ketat yang di pilih itu adalah bahan tipis sehingga menerawang. Inilah kesalahan yang di maksud.
shalat dengan anggota aurat terbuka di samping memakai celana, dia juga mengenakan kemeja pendek. Ketika ruku’ ataupun sujud, kemeja yang semula menutup celana terangkat ke atas kerena terlalu pendek. Pada  waktu itulah punggung dan sebagian anggota  auratnya  terlihat. Jika demikian, maka aurat yang semula di tutup menjadi terbuka, sedangkan di sedang ruku’ atau sujud bersimpuh di hadapan  Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketika memohon perlindungan kepada Allah dari perbuatan bodoh, dan si pelaku kebodohan itu sendiri. Karena terbukanya aurat pada kondisi seperti itu bisa mengakibatkan shalatnya menjadi batal. Dan sebab utamanya adalah celana yang berasal dari negeri-negeri kafir.
Dan orang yang tidak memperhatikan masalah busananya dan tidak memiliki keinginan kuat untuk menutup seluruh anggota tubuhnya ketika menghadap Tuhan ‘Azza wa Jalla bisa di katagorikan sebagai orang bodoh, atau mungkin malas dan cuek.
Mayoritas ulama’ bersepakat bahwa pakaian yang sesuai dengan syarat untuk menutup aurat wanita di dalam shalat adalah baju kurung beserta kerudung yang sekarang di desain sebagai mukenah.
Yang di maksud sebenarnya adalah menutup seluruh anggota badan dan kepala. Seumpama baju yang di pakai cukup longgar sehingga sisanya bisa digunakan untuk menutup kepalanya, maka hal itu juga dianggap cukup.
Diriwayatkan oleh al Bukhari di dalam kitab sahihnya, beliau berkata : ‘’Seandainya seluruh tubuh seorang wanita terbenam di dalam baju yang di pakai, maka hal itu telah di anggap mencukupi.’’    
Terkadang ada kaum wanita yang melakukan shalat, sedangkan sebagaian rambutnya, atau sebagian lengan dan betisnya masih terlihat. Maka dia wajib  mengulang shalatnya ketika waktunya masih tersisah ataupun sudah lewat.
Kaum wanita harus memperhatikan busana yang mereka pakai ketika shalat, bahkan juga ketika di luar shalat . Kebanyakan mereka hanya terlalu memperhatikan penutup anggota badan bagian atas , yang di maksud adalah kepala. Mereka menutup rapat rambut dan leher, akan tetapi tidak memperhatikan penutup anggota badan bagian di bawah kepala. Mereka memakai pakaian press-body dan mini yang memperlihatkan auratyang berada di bawah betis. Sedangkan anggota badan yang belum tertutup biasanya di beri stocking (kaos kaki panjang) berwarna kulit yang bisa menambah seorang wanita semakin menarik dan cantik.
Tidak jarang di antara mereka shalat dalam keadaan seperti itu. Hal yang seperti ini tidak boleh di kerjakan., karena mereka harus bergegas untuk menutup auratnya dengan sempurna seperti yang telah diperintahkan oleh Allah Ta’ala kepada para wanita Muhajirin. Ketika turun perintah untuk memakai kerudung para wanita Muhajirin langsung mengoyak pakaian dari bulu yang sedang mereka kenakan dan langsung di buat untuk kerudung. Akan tetapi Allah tidak menyuruh kaum wanita untuk menyobek pakaian mereka . Yang Allah anjurkan adalah untuk memanjangkan dan melonggarkan model bajunya. Dengan demikian , baju itu dapat menutupi semua anggota tubuhnya.  

Sumber : Paket Umroh

Minggu, 10 Februari 2013

Shalat Sunah Tarawih


shalat sunah tarawih

Shalat sunah tarawih ini di kerjakan setiap datangnya bulan suci ramadhan. Biasanya banyak umat islam berbondong-bondong ke masjid untuk mengerjakan shalat sunah tarawih ini. Untuk lebih jelasnya baca artikel di bawah ini.

1     Definisi shalat sunah Tarawih

Kata at-tarawihadalah bentuk plural dari kata tarwihah yang berarti duduk istirahat setelah empat kali takbir, kemudian setelah empat kali takbir dinamakan at tarawih sebagai majaz (kiasan) atas istirahat yang mengiringinya.

Aisyah ra mengatakan: Rasulullah saw shalat empat rakaat di malam hari, kemudian istirahat sebentar, lalu sholat lagi hingga lama, sampai-sampai aku merasa kasihan dengan beliau dan berkata, “Demi ayah dan ibu sebagai tembusanmu, wahai Rasulullah. Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang.” Beliau menjawab, “Bukankah aku seorang hamba yang pandai bersyukur.”

Tarawih juga disebut qiyam Ramadhan. Adapun pelaksanaannya dilakukan setelah shalat isya’ dan shalat-shalat sunnahnya hingga akhir malam. Nabi saw sangat menganjurkannya. Abu Muslim bin Abdurahman berkata: Rasulullah saw menganjurkan qiyam Ramadhan tanpa memerintahkannya dengan tegas sebagai kewajiban (‘azimah), lalu bersabda:

Man qaama ramadhaana iimaanan waahtisaaban ghufira lahu maa taqaddama min danbihi
Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan (ihtisaban), maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu.”

Yang dimaksud dengan qiyam Ramadhan adalah menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan dengan shalat, dan hal itu juga dapat diperolah dengan berbagai macam amal ketaatan secara mutlak.

2.      Praktik Shalat sunah Tarawih di Masa Nabi saw dan Sahabat

Nabi saw melakukan shalat sunah tarawih di sebagian malam Ramadhan, lalu meninggalkannya karena khawatir dianggap oleh umatnya sebagai shalat wwajib.

Aisyah ra berkata: “Nabi saw shalat di masjid kemudian shalatnya orang-orang mengikuti beliau, kemudian pada hari berikutnya beliau shalat di masjid dan semakin banyak orang yang mengikutinya. Pada hari ketiga orang-orang sudah berkumpul menunggu Nabi saw, tetapi beliau tidak keluar. Pagi harinya beliau berkata “Aku telah melihat apa yang kalian lakukan. Sebenarnya tidak ada yang menghalangiku untuk tidak melakukan shalat bersama kalian, hanya saja aku takut kalau ia diwajibkan atas kalian selama Ramadhan.”

Pada masa kekhalifaan Umar, shalat sunah tarawih berjamaah menjadi kebiasaan rutin, dan hal itu disetujui oleh mayoritas sahabat. Abdurahman bin Abdul Qari bercerita: Aku pergi ke masjid bersama Umar bin Khaththab pada suatu malam Ramadhan. Di sana kami jumpai orang-rang tercerai-berai, di mana masing-masing orang shalat sendiri-sendiri dan ada juga seseorang yang shalat, kemudian beberapa orang menjadi makmumnya. Umar pun berkata, “Menurutku jauh lebih ideal jika orang-orang ini berkumpul menunjuk satu imam yang ahli Al-Qur’an. Kemudian ia bertekad kuat untuk mengumpulkan orang-orang di belakang Ubay bin Ka’ab. Kemudian pada malam berikutnya aku pergi bersamanya, dan orang-orang menjalankan shalat (sunah tarawih) dengan berjama’ah pada ahli Al-Qur’an mereka. Umar pun berkata, “Sebaik-baik bid’ah adalah ini. Apa (shalat) yang dilakukan saat orang-orang tidur (maksudnya di penghujung malam) lebih baik daripada apa yang dilakukan saat mereka masih bangun. Sebab orang-orang biasa melaksanakan di awal malam.”

Sumber : Paket Umroh

Shalat Sunah Tarawih


shalat sunah tarawih

Shalat sunah tarawih ini di kerjakan setiap datangnya bulan suci ramadhan. Biasanya banyak umat islam berbondong-bondong ke masjid untuk mengerjakan shalat sunah tarawih ini. Untuk lebih jelasnya baca artikel di bawah ini.

1     Definisi shalat sunah Tarawih

Kata at-tarawihadalah bentuk plural dari kata tarwihah yang berarti duduk istirahat setelah empat kali takbir, kemudian setelah empat kali takbir dinamakan at tarawih sebagai majaz (kiasan) atas istirahat yang mengiringinya.

Aisyah ra mengatakan: Rasulullah saw shalat empat rakaat di malam hari, kemudian istirahat sebentar, lalu sholat lagi hingga lama, sampai-sampai aku merasa kasihan dengan beliau dan berkata, “Demi ayah dan ibu sebagai tembusanmu, wahai Rasulullah. Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang.” Beliau menjawab, “Bukankah aku seorang hamba yang pandai bersyukur.”

Tarawih juga disebut qiyam Ramadhan. Adapun pelaksanaannya dilakukan setelah shalat isya’ dan shalat-shalat sunnahnya hingga akhir malam. Nabi saw sangat menganjurkannya. Abu Muslim bin Abdurahman berkata: Rasulullah saw menganjurkan qiyam Ramadhan tanpa memerintahkannya dengan tegas sebagai kewajiban (‘azimah), lalu bersabda:

Man qaama ramadhaana iimaanan waahtisaaban ghufira lahu maa taqaddama min danbihi
Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan (ihtisaban), maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu.”

Yang dimaksud dengan qiyam Ramadhan adalah menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan dengan shalat, dan hal itu juga dapat diperolah dengan berbagai macam amal ketaatan secara mutlak.

2.      Praktik Shalat sunah Tarawih di Masa Nabi saw dan Sahabat

Nabi saw melakukan shalat sunah tarawih di sebagian malam Ramadhan, lalu meninggalkannya karena khawatir dianggap oleh umatnya sebagai shalat wwajib.

Aisyah ra berkata: “Nabi saw shalat di masjid kemudian shalatnya orang-orang mengikuti beliau, kemudian pada hari berikutnya beliau shalat di masjid dan semakin banyak orang yang mengikutinya. Pada hari ketiga orang-orang sudah berkumpul menunggu Nabi saw, tetapi beliau tidak keluar. Pagi harinya beliau berkata “Aku telah melihat apa yang kalian lakukan. Sebenarnya tidak ada yang menghalangiku untuk tidak melakukan shalat bersama kalian, hanya saja aku takut kalau ia diwajibkan atas kalian selama Ramadhan.”

Pada masa kekhalifaan Umar, shalat sunah tarawih berjamaah menjadi kebiasaan rutin, dan hal itu disetujui oleh mayoritas sahabat. Abdurahman bin Abdul Qari bercerita: Aku pergi ke masjid bersama Umar bin Khaththab pada suatu malam Ramadhan. Di sana kami jumpai orang-rang tercerai-berai, di mana masing-masing orang shalat sendiri-sendiri dan ada juga seseorang yang shalat, kemudian beberapa orang menjadi makmumnya. Umar pun berkata, “Menurutku jauh lebih ideal jika orang-orang ini berkumpul menunjuk satu imam yang ahli Al-Qur’an. Kemudian ia bertekad kuat untuk mengumpulkan orang-orang di belakang Ubay bin Ka’ab. Kemudian pada malam berikutnya aku pergi bersamanya, dan orang-orang menjalankan shalat (sunah tarawih) dengan berjama’ah pada ahli Al-Qur’an mereka. Umar pun berkata, “Sebaik-baik bid’ah adalah ini. Apa (shalat) yang dilakukan saat orang-orang tidur (maksudnya di penghujung malam) lebih baik daripada apa yang dilakukan saat mereka masih bangun. Sebab orang-orang biasa melaksanakan di awal malam.”

Sumber : Paket Umroh